Kata ''Armagedon'' diduga berasal dari kata [[bahasa Ibrani]] ''Har Megido'' (''הר מגידו''), yang artinya "Bukit [[Tel Megiddo|Megiddo]]". Tempat yang dirujuk ini adalah sebuah dataran lembah yang disebut Megiddo, yang merupakan lokasi dari banyak pertempuran yang menentukan di masa purbakala (lihat [[Pertempuran di Megiddo]]). Salah satunya yang terjadi pada 609 SM dan digambarkan dalam 2 Raja-raja 28-30 dan 2 Tawarikh 20-25, mengakibatkan kematian [[Yosias]], seorang raja yang muda dan karismatis yang kematiannya mempercepat merosotnya dinasti [[Daud]] dan mungkin sekali telah mengilhami kisah-kisah tentang datangnya kembali seorang [[Mesias]] dari garis keturunannya. Lembah ini ditandai oleh kehadiran gundukan-gundukan arkeologis atau [[tel]], yang merupakan hasil akumulasi reruntuhan dari pemukiman Zaman Perunggu dan Zaman Besi yang berkembang antara 5.000 tahun lalu dan tahun 650 SM. Sebagian orang mengatakan bahwa kata ''Armagedon'' merupakan contoh awal dari sebuah salah kaprah (biasanya kebetulan) yang belakangan memperoleh makna yang baru.
Satu-satunya tempat yang menyebutkan kata ''Armagedon'' dalam [[Alkitab]] muncul dalam [[Kitab Wahyu]] 16:16: "Lalu ia mengumpulkan mereka di tempat, yang dalam bahasa Ibrani disebut Harmagedon."
Namun Alkitab mencakup banyak nas yang merujuk kepada konsep tentang Armagedon. Namun rujukan [[nubuat Alkitab]] yang spesifik tidak menunjukkan secara jelas apakah peristiwa-peristiwa itu benar-benar akan terjadi di sini, atau apakah pengumpulan pasukan-pasukan itu hanya dianggap sebagai sebuah tanda.
Memang sejumlah pasukan Romawi pernah dikumpulkan di tempat ini untuk salah satu penyerangan mereka terhadap Yerusalem pada 67 M. Hal ini sesuai dengan penafsiran [[preterisme|preteris]] tentang kejadian-kejadian dalam Wahyu 16:17-21 yang merujuk kepada kejadian-kejadian yang memuncak pada penghancuran Yerusalem pada 70 M.
Sebuah penafsiran lainnya adalah kematian mendadak [[Yosias]], seorang pembaharu agama pada usia 30-an yang memperlihatkan pengharapan besar untuk memperbarui negara teokratis Yahudi, yang menghasilkan mitos-mitos tentang kepulangannya dengan kemenangan. Yosias konon mati di tangan firaun Mesir [[Neko II]] justru pada saat kerajaan Daud sedang naik setelah suatu masa kekacauan dan korupsi. Kematiannya mempercepat kemerosotan faksi yang sangat monoteistik di Yudea pada tahun-tahun sebelum [[pembuangan Babel]]. Gagasan bahwa seorang raja keturunan Daud suatu hari akan kembali untuk berperang dan menang di Megiddo adalah sebuah contoh tentang mitos mengenai [[kepulangan yang kekal]] (''the myth of eternal return'').
Sebelum [[Perang Dunia II]], [[Perang Dunia I]] biasanya dirujuk di koran-koran dan buku-buku sebagai "Armagedon", selain juga "Perang Besar".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar